5 Juli 2021.
Sore. Langitku tidak ada bedanya dengan kemarin. Aku duduk di bawah lantai sambil menyandarkan punggungku di tempat tidur yang terbuat dari kayu zaman dulu. Aku menarik nafas panjang, ah, rasanya sudah lama aku tidak bernafas secara sadar seperti ini. Seperempat lelahku akhirnya keluar dari tubuh dengan tarikan nafas yang dalam dan hembusan yang panjang. Tapi aku masih merasakan perasaan yang sama. Kali ini aku lipat kedua kakiku dan aku peluk erat sambil menundukkan kepalaku di atas lutut. Rasanya sedih.
Aku kesal, bosan, suntuk sekali. Mengapa ini semua tak kunjung berakhir? Aku juga sudah bosan menyebutkan namanya. Aku kira, aku sudah berhasil beradaptasi dengan sempurna selama satu tahun ini. Ternyata aku belum maksimal, dan kali ini rasanya seperti kembali mundur pada satu tahun yang lalu, hanya saja kondisinya sedikit lebih buruk. Perasaanku tak kunjung reda. Rasanya tidak enak.
Sementara itu, pekerjaanku sudah memandangiku dari layar laptop sejak 30 menit yang lalu. Tapi aku katakan, "sebentar ya, aku butuh istirahat". Lama kelamaan dia pun ikut beristirahat, meredupkan layarnya. Aku mencoba menghibur diri dengan membuka layar kaca dunia. Media sosial.
Ternyata langkahku salah. Biasanya aku selalu tertawa melihat kreatifitas orang-orang membuat konten-konten yang menghibur. Twitter, tiktok, instagram, adalah jalanku untuk melepas penat. Itu biasanya. Tapi kali ini mengapa berbeda? Semuanya menawarkan kekhawatiran, semuanya menyuguhkan duka, ada juga yang menawarkan kepanikan. Kenapa dunia ini? Dunia atau hanya Indonesia?
Aku tidak terhibur sama sekali. Lantas aku membuka pesan-pesan Whatsapp, ada ratusan pesan dari grup yang belum aku buka. Belakangan ini aku memang tidak fokus berinteraksi di dalam grup. Bahkan aku berniat ingin meninggalkan beberapa grup agar notifikasiku tidak terlalu ramai. Hmm, baiklah, akhirnya aku buka pesan-pesan itu. Tapi kenapa isinya begini? Semua mengabarkan berita kehilangan. Ada yang telah ditinggalkan kekasih hatinya, ada yang ditinggalkan orang tuanya, ada yang ditinggalkan kakek neneknya, ada yang sibuk mencari bantuan darah, oksigen, rumah sakit.
Bahkan beberapa teman yang aku kenal baik, mereka juga kehilangan. Semua orang dalam kesulitan.
Tanpa berpikir panjang, aku menanyakan kabar sahabatku satu per satu. Ternyata mereka baik. Sampai akhirnya aku mendapatkan balasan pesan dari sahabatku yang paling terakhir membalas, "Sas, aku lagi sakit, positif. Keluargaku juga. Doain aku ya. Semoga kamu dan keluarga sehat-sehat ya". Oh benar, semuanya sedang tidak baik-baik saja. Lantas aku berpikir, bahwa seharusnya aku banyak bersyukur. Aku bosan, penat, jenuh dan suntuk, namun aku masih sehat.
Malam. Aku tidur lebih cepat, berharap besok semuanya yang ada dalam diriku akan jadi lebih baik.
6 Juli 2021.
Aku bangun lebih cepat dari biasanya. Tapi perasaanku masih sama seperti kemarin. Salahku, membuka handphone setelah bangun tidur. Aku pergi ke kamar mandi, lalu aku menangis. Tapi, seseorang pernah berkata kepadaku bahwa pagi hari tidak boleh diisi dengan tangisan. 10 menit berlalu, lantas aku hentikan tangisan itu. Kubasuh mukaku dengan air, kembali ke kamar dan kutatap cermin besar yang tak kusadari telah berdebu. Aku basahi tisu dengan sedikit air, lalu kubersihkan cermin itu.
Perlahan, cermin tersebut bersih, dan aku dapat melihat wajahku dengan sempurna. Oh tidak, kusut sekali. Wajah macam apa ini? Ini bukan aku yang biasanya. Kenapa aku seperti ini? Masih banyak hal yang harus aku lakukan, ada banyak tanggung jawab yang menanti untuk diurus di atas pundakku. Aku lupa, rupanya sudah lama aku tidak pernah bangun tidur dengan tersenyum. Ya, biasanya aku selalu membuka mata lalu tersenyum. Harusnya hariku diawali dengan itu.
Sekarang, aku putuskan untuk tersenyum. Aku percaya, bahwa senyuman bisa mengubah tubuh, pikiran, dan suasana hati. Just smile.
Hariku cukup buruk kemarin. Tapi sekarang, tidak lagi. Aku yakin semua ini akan segera berlalu.
Let your smile change the world. Don't let the world change your smile.
It's okey say..
BalasHapusSedih wajar, gapapa.
Dunia, atau tepatnya Indonesia ini insyaa allah akan segera membaik.
Semua ini terjadi atas izin Allah. Jadi, kita jalani saja sambil terus maksimalkan berdoa dan ikhtiar.
Semoga Allah Ta'ala senantiasa merahmati kamu, keluargamu, dan seluruh muslim di dunia ini.
Stay safe Mam❤
iyaa betul, Qadarallah yaa tha. Aamiin, doa yang sama untukmu & keluarga. Semangat! Stay safe & healthy *big hug
HapusTeteh, you are not alone...
BalasHapusRasanya mental setiap hari diuji dengan kabar duka, kehilangan dan kesedihan. Jujurly sedih, tapi seperti kata teteh di atas, tidak apa-apa sedih, lelah, yang kita butuhkan sekarang mungkin memang istirahat dan jeda sebentar supaya hati, pikiran dan perasaan menjadi lebih tenang.. Yuk tetap semangat teteh..
iyaa kak, liat medsos sangat mempengaruhi mental nih. Semangat juga yaa Kak Yaya, sehat selalu, peluk jauuhh {}
Hapus