2
Dokumentasi Pribadi - Kelas Menulis Jejak Warna (@jejakwarna.id)

Sebuah hal yang membahagiakan jika saya mampu membantu seseorang keluar dari masalahnya. Ada rasa lega tersendiri ketika menjadi teman diskusi dan teman dengar bagi seseorang. Kesenangan saya yang satu itu sedikit banyaknya cukup terbantu dengan mempelajari ilmu coaching. Yup, tahun 2019 saya mengikuti sebuah training yang salah satu outputnya adalah menjadi seorang coach. Apa itu coaching? Kalau kamu penasaran, akan saya bahas di blog selanjutnya ya. Pada intinya, setelah resmi menjadi seorang coach, saya punya satu tujuan yang cukup spesifik, dengan menjadi writer coach. Membantu mereka yang hampir tersesat di dunia kepenulisan, agar kembali menemukan tujuannya. 

Ceritanya, beberapa hari yang lalu saya baru saja meng-coaching teman jauh saya yang sudah sejak lama laporan ingin jadi penulis yang hebat. 

"Kak Sas, ada waktu nggak? Mau diskusi sebentar." pesan pertamanya yang masuk pada WhatsApp saya.

"Ada. Mau diskusi apa Mawar?" Nama disamarkan, hehehe

"Aku ingin resign dari kerjaan, Kak. Udah satu tahun kerja di sini capek. Apalagi udah umur 28 tahun." lanjutnya

"Oh, berarti kamu merasa di umur segini udah gak seharusnya kerja seperti itu? Lalu, harusnya ngapain?" tanya saya,

"Iya kak, harusnya aku lebih banyak berkarya dan mikirin masa depan aku. Aku juga ingin bisa lebih manfaatin waktu untuk banyak hal, bukan untuk kerja doang." katanya, seraya menambahkan emot-emot sedih

"Oke kalau gitu. Kapan kamu mau resign?"

"Secepatnya, Kak."

"Secepatnya itu kapan?"

"Dalam satu bulan ini aku mau urus, Kak."

"Lalu, kamu udah mempersiapkan apa untuk menghidupi kebutuhanmu setelah resign nanti? Udah dipikirin?"

"Udah. Aku mau nulis kayak Kak Sas." Imbuhnya dengan penuh keyakinan

"Nulis aja? Nulis apa? Terus pemasukan kamu dari mana?" Saya penasaran

"Nulis buku kak. Penghasilan aku dari nulis buku. Aku ingin kayak kak Sas, nulis buku bisa kasih manfaat ke orang lain dan dapat uang juga."

Baiklah, percakapannya saya hentikan sampai di situ ya, guys. Dari percakapan di atas, ada satu hal menarik yang ingin sekali saya bahas dan saya paparkan dengan baik. Sebab, bukan hanya Mawar yang pernah berkata demikian, melainkan sudah banyak orang mengadukan keinginan yang sama kepada saya. 

Di satu sisi, saya merasa sangaaatt senang. Jujur, itu membuktikan bahwa kini banyak orang sudah lebih aware untuk menulis. Namun, di sisi lain saya cukup gregetan juga. Karena, banyak dari mereka yang selalu ingin instan. Sementara menurut saya, sepengalaman saya pribadi, mendapatkan penghasilan dari menulis tidak dilalui dengan proses yang singkat. 

Menulis, kini adalah pekerjaan yang sangat menjanjikan. Saya pun mengakui, bahwa seseorang bisa kaya dari menulis. Bukan hanya menulis buku, bahkan penulis caption di instagram pun banyak pemasukannya lho. Content writer dan copywriter adalah salah satu profesi yang sedang banyak dicari-cari oleh perusahaan. Bayangkan, dapat gaji hanya dengan menulis, sambil rebahan sih juga bisa! Enak atau enak banget? :D

Tapiii, sadarilah guys. Menulis adalah sebuah skill, yang berarti butuh banyak jam terbang alias latihan untuk menjadi ahli. Perusahaan, start up, yayasan hingga penerbit buku pun akan mencari para penulis yang telah memiliki basic skill yang memenuhi standar mereka. Saya tidak mengatakan itu semua sulit, tidak. Hanya saja, melatihnya tak cukup waktu jika hanya satu atau dua hari, lantas kita langsung dapat uang melimpah. Tulisan kita perlu dibongkar-pasang terlebih dulu, dapat kritik pedas dulu, perlu mempelajari banyak pola, teknik dan satu hal pasti, perlu banyak membaca dulu. Barulah ketahanan mental kita akan terjaga di dunia kepenulisan. Sekali lagi, itu semua tidak sulit. Hanya saja, tak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat.

Banyak dari teman-teman mungkin hanya melihat saya yang 'sekarang'. Maksud saya, ketika saat ini saya sudah bisa mendapatkan penghasilan dari menulis. Memang, rasanya menyenangkan sekali memiliki hobi yang dibayar. Kalau saya boleh jujur, penghasilan saya dari menulis belumlah besar, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup diri saya sendiri dan sedikit-dikit membantu orang tua. Tentunya, masih banyak hal yang harus saya pelajari di dunia kepenulisan ini.

Teman-teman, perjalanan saya untuk menulis saya mulai dari nol. Di tahun 2014 saya memulai, dan di tahun 2016 barulah untuk pertama kalinya saya mendapatkan penghasilan dari kata demi kata yang saya tulis. Dua tahun lamanya. Itu pun belum sama sekali stabil. Jauh dari kata "menghidupi" pada saat itu. Apa yang saya lakukan? Belajar, berguru pada ahlinya, trial and error tulisan, mengeluarkan investasi untuk mengikuti training dan masih banyak lagi. Perjalanan yang tidak singkat, bukan?

Hingga kini tahun 2020, saya masih terus belajar dan tidak hanya bergantung dari menulis semata. Aha! Mungkin kalimat itu yang harus saya tebalkan, hehehe. 

So, untuk teman-teman yang baru saja ingin terjun secara penuh waktu di dunia kepenulisan untuk mendapatkan penghasilan sekaligus berkarya. Saran saya adalah...
  1. Jangan menggantungkan penghasilan untuk hidup hanya dari menulis. Kamu perlu untuk memiliki pekerjaan utama lainnya terlebih dahulu, sembari kamu mengembangkan kualitas dan kuantitas tulisanmu.
  2. Banyak-banyaklah membaca buku dan artikel. I swear, tidak ada alternatif cara lain selain menjadi pembaca yang baik sebelum kamu ingin benar-benar terjun menjadi penulis. Kalau tidak sanggup melawan kemalasan dan kemageran untuk membaca bagaimana? Saya rasa, kamu harus berpikir ulang kembali untuk memutuskan menjadi penulis.
  3. Jalin relasi sebanyak-banyaknya. Baik dengan penulis buku, penulis konten maupun dengan mereka yang sekadar punya hobi menulis dan membaca. Relasi ini penting sekali untuk mengetahui seluas apa perkembangan dunia kepenulisan saat ini, sekaligus menjadi sarana untuk kamu membagikan tulisanmu. 
  4. Beranilah berinvestasi, baik untuk mengikuti training, workshop ataupun seminar dan perkumpulan-perkumpulan kecil lainnya yang dapat membantumu menemukan celah-celah lebih besar untuk terjun ke dunia kepenulisan. 
  5. Terakhir. Konsistenlah. Kamu tidak perlu menunggu 2-3 tahun seperti saya dulu untuk bisa mendapatkan penghasilan dari menulis. Mungkin cukup satu tahun saja atau mungkin beberapa bulan. Selagi kamu konsisten. Ditambah saat ini, teknologi semakin canggih. Great!
Okedeh, sekian dulu blog kali ini. Semoga kamu bisa segera berkarya dan mendapatkan banyak hal tak hanya sekadar uang dari menulis. Sesungguhnya, menulis adalah pekerjaan yang sangat mulia. Kita bisa membantu banyak orang, mencerdaskan generasi dan meninggalkan jejak positif darinya.

Salam jauh dari saya dan jaga kesehatan ya! Semoga bumi segera pulih dari wabah pandemik ini :)












Posting Komentar

  1. Tidak ada yang instan di bumi ini bahkan mie instan harus menunggu 3 menit untuk menjadi enak :)

    BalasHapus

 
Top